Perangko Membawa (Potensi) Maut

Terkadang, dalam hidup kita telah melakukan sesuatu dengan penuh daya upaya. begitu keras berikhtiar, dan di akhir ikhtiar itu...

malah gak dapat apa2

benar2 gak ada apa2

gak ada hasil, gak ada penghargaan, gak ada apapun

Dalam hidupku, berkali2 aku mengalami peristiwa seperti ini. ada mungkin 2, 3 kali,...

setiap minggu,

sepanjang hidup:)

tapi gak ada yang lebih gemesin dari suatu momen

***

Waktu itu kan aku mau ngembaliin KRS (yang pernah jadi mahasiswa tahu dong). awalnya senang aja, trus ceria sebab bisa ngembaliin tepat waktu (biasanya telat seminggu, udah kena marah baru inisiatif balikin, hehehe). periksa map: krs udah, khs oke, foto beres, fotocopy terlampir, kemplang siap makan.

Oke.

Jadi, dengan segenap semangat penjajahan terhadap birokrasi aku berangkat ke SBAK (baca: gdng admin), dan rupanya yang jaga,OOo...pegawai yang terkenal agak jutek di kalangan mahasiswa.

Tarik nafas, satu dua

tiga empat

sampai SBAK tutup (enggak deh)

setelah menenangkan diri sejenak, aku langsung menghampiri pegawai jaga tersebut,

"kak, balikin KRS"

Ia menatapku tajam, sejenak kami saling pandang2an (stop! bukan mahram!)

"Tuh, baca dulu syaratnya"katanya tajam.

Sebenanrnya aku ngerasa gak perlu, syaratnya udah lengkap semua kok. hingga ke baris 4: PRANGKO 3000 UNTUK DALAM KOTA DAN 5000 UNTUK LUAR KOTA

Glek,

"Kak, kalau rumahnya dekat boleh gak pake prangko? Prangkonya untuk ngirim KHS ke ortu kan?"

"Gak bisa," jawabnya singkat, pendek, dan bikin jerawat bermunculan karena kesal.

Dengan geram, marah, dan kecewa binti gondok aku keluar dari ASBAK. tidaaak!

"Udah, gak usah teriak2, beli aja terus prangkonya." kata temanku yang penyabar dengan muka simpati as

aku mau jawab, tapi gak sanggup ngomong apa2 lagi karena mendadak asma kambuh saking sebalnya. dengan kemarahan memuncak aku berlalu. huh! harus keluar kampus lagi untuk beli prangko, mana ujian udah dekat, buang2 waktu aje! (ceritanya ngedumel dalam hati nih)

"Ade! Ade!"

Aha! siapakah itu yang memanggil2? dengan tampang bersinar dan H2C (harap2 celingukan) kau menoleh, teman penyelamat! selanjutnya disebut TP

TP: ade, udah balikin KRS?

Aku: belum (lemas), gak ada prangko

TP: sama, aku juga belum nih,mau beli dulu

Aku: tring! bareng yuuuk!

Dengan penuh kebrutalan aku naik ke motornya TP. awalnya siap dibonceng, tapi entah kenapa TP minta aku yang bawa motornya, takut kejungkal karena bwa paus mini kali. No Problem.dengan semangat 45+reformasi kami melaju ke simpang galon (pusat pertokoan dekat kampus). aku langsung turun ketika sampai ke toko terdekat, sedang TP menunggu di motor.

Aku: pak, ada prangko?

Pak Penjaga Toko: waduh, habis!

Dan percayakah saudara2? dialog ini terulang nyaris 20 kali! karena tiap fotocopy di area itu kehabisan perangko!

Apakah ada konspirasi untuk menjegal aku dan TP mengembalikan KRS?atau mendadak semua perangko ditarik dalam rangka HUT Pos yang ke 112? Atau ada orang mabuk cinta yang memborong semua perangko di jalan itu untuk mengirim setruk surat cinta?

Aku: gimana dong? (rada panik, soalnya jam 12 ASBAK udah tutup. sedang waktu di jam matahari sudah menunjukkan 11.30)

TP:....

Aku: kantor pos! ya, KANTOR POS!

dengan berbekal segala asa yang ada kami melaju ke kantor pos di dekat kampus.

Gak ada! kantor pos hilang ditelan bumi!

Aku: TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!

TP: lho?

Aku:....

Setelah berkomplot dengan segenap sel otak, kami dapat ide, kantor pos kan gak cuma di sini! mari kita ke kantor pos lain! yihaa! ide cemerlang! Horeee! (nari bodo)

Satu masalah, kantor pos lain yang kami ketahui jauh banget!

Tapi oke, no problemo. yang penting action dulu, mikir belakangan. karena helm cuma satu dan pergi tanpa helm depan belakang ke daerah pertokoan sama dengan tilang berharga 300rb, kami mencari jalan pintas.�

Di jalan pintas, aku bawanya pelaaaan banget. soalnya kan jalan pintasnya kecil dan banyak kelok2annya. bawa kencang2 sama aja dengan melompat dari jembatan ke kolam yang banyak buaya laparnya.

TP: aduh, lambat benar. gantian aja deh

Hiks, jujurnya kau TP. dengan senang aku gantian. pegal juga sih jadi supir mulu.

Dan akhirnya aku tahu kenapa TP nyuruh aku yang bawa motor dari tadi, soalnya soalnya soalnya: si TP itu PEMBALAP KEBANYAKAN MAKAN PETAI!

GILAAA banget bawanya. ngebut ngebit nyelap nyelip nyelup dan terakhir nyebur ke empang.Asli! pasti sarafnya terbuat dari karet, jadi bisa membal2 saat tabrakan.

Setiap dia menyalip satu mobil, satu truk, satu tronton, dan 500an motor, aku terus berdoa dalam hati. juga saat dia meliuk seperti ular dalam film india menghindari lubang, aku membaca kalimat talbiyah,

Pasrah

Lebih parahnya, tiap dia ngelakuin manuver2 maut, sempat2nya tanya,"Takut gak de?"

Aku:... (menyeringai)

Akhirnya, berbekal pengetahuan kami sebagai dua pasang itik yang tak pernah mengirim surat, kami sampai ke kantor pos itu. Akhirnya! bangunan berwarnya oranye itu terlihat sangat berkilau di mata kami. kalau saja gak ada satpam di sana, pasti kami udah cium2 tembok kantor post itu saking bahagianya.

Langkah berdebar, jantung bergetar, aku masuk ke dalam. celingukan bentar. tanya sana sini sampai disangka monyet sirkus lepas. Akhirnya, dua lembar perangko seharga 3000 terbeli sudah!

Alhamdulillah!

Hampir aku sujud syukur di sana saking bahagianya! Makasih Allah! makasih TP! makasih motor! makasih kantor pos!

Lalu, perjalanan pulang yang gak kalah serunya kami jalani dengan kebahagiaan yang lebih penuh dari perginya. Terpental2, nyaris terbang saat TP mempercepat motornya dan nabrak polisi tidur, hingga nyaris tabrakan dengan truk mini, tidak mengurangi kegembiraaanku.

Subhanallah...

Saat sampai di ASBAK yang udah mau tutup (12.05), air mataku hampir menetes saat menyerahkan 2 lembar perangko kuning, melengkapi semua syarat pengembalian KRS. oooh...indahnya dunia.

"rumahnya dimana sih?kos?" tanya pegawai jaga jutek

"di Sektor perikanan.gak, tinggal ma ortu" jawabku innocent

"Oh, dekat ya." katanya, Ya iyalah, cuma 5 menit dari kampus gitu lhooo.

"Kalau gitu gak usah pake prangko aja, kasih langsung sama ortu."katanya santai

Glek lagi.

Bikin sebel syalalalalala trilililili gak? Kenapa gak dari tadi? Dari awal sebelum kami mempertaruhkan jiwa dan anggota tubuh di jalan raya demi sehelai perangko?

Oh, tidak.

"Iya" jawabku pendek akhirnya, syok karena gempa pasca tsunami lokal.

Dan syok itu masih terasa hingga saat TP mengantarku pulang,kami terlalu sibuk melototin tempat jualan es krim (syok terapi ampuh)hingga motornya masuk ke lubang besar di jalan.

"AAAA!" serius, ini jeritan 2 orang. aku hampir terlempar, TP hampir terpelanting lompat2 tali karet.

Ya Allah...cobaaan apa lagi ini?

0 comments: