Kalau ada guru terbaik dalam hidup, selain ibu,mungkin ustadzahku waktu kecil bisa mendapat peringkat kedua.
beliau, bagiku adalah the real teacher, bukan hanya orang yang mengajar untk mencari uang. Tapi beliau juga memahami cara yang tepat untuk menyampaikan apa yang dipahaminya kepada orang lain, dan mengerti cara menyumpalkan ilmu itu ke liang otak anak-anak kecil yang masih hobi ngompol. Bukan hanya tentang alif,ba,ta, tsa, tapi juga tentang kehidupan.
Ada satu nasihat dulu yang selalu kuingat, berulang-ulang diucapkan oleh ustadzah itu.
"no bad words"
atau melayunya "gak boleh ngomong jahat"
mau semarah apapun, seemosi apapun, becanda seperti apapun... tidak boleh ada sepatah "bad word" pun yang boleh terlontar.
"orang yang suka ngejek orang lain, atau ngucapin kata-kata jahat, itu akan masuk neraka."
neraka,,,
tempat paling menyeramkan dan menyakitkan
dan kata-kata itu terpatri,,,
sehingga penggunaan kata-kata seperti:
Bodoh
Jelek
T*ik
An**ng
dll,
FORBIDDEN!!!
dan hal itu tertancap terus hingga ke sekolah. jadi meski di SD dulu anak-anak sering bercanda dengan bahasa kasar, sepatah katapun tak berani aku ucapkan.
Kenapa?
Yah, jujur saat itu aku juga tidak tahu. selain ancaman neraka yang mengerikan, aku tidak tahu apa yang membuat nasihat itu seolah tak lekang oleh waktu.bahkan tetap terngiang-ngiang, bahkan di masa-masa transisi saat batas antara benar dan salah itu mengabur. atau saat masa sedang bandel-bandelnya.
Kata "kata-kata jelek=neraka" itu begitu kuat tertanam. bahkan saat usiaku telah kepala 2 seperti sekarang, tidak ada rasa bersalah yang lebih besar daripada penggunaan kata-kata itu, apalagi kalau ditujukan untuk menghina orang lain.
kenapa?
aku tak urung sering bertanya. kekuatan apa yang ada pada ustadzah itu sehingga kami (aku dan anak lain yang sama-sama mengaji dengan beliau) tak berani melanggar perintahnya?
Dulu, saking takutnya mengucapkan kata-kata kasar dan jorok, kami punya istilah-istilah sendiri untuk menyenangkan "nafsu" kanak-kanak yang sering mengejek.
Bodoh=imbicile (yang gak tau,buka buku pintar:))
Jelek, gak becus, makian2=uak2, uik2, nguak2 (digantikan dengan bunyi aneh)
semua itu diungkapkan dengan bahasa sesamar mungkin. Bahkan kalau itu tidak dimengerti, kami akan mengucapkan kata yang dinilai "bad" itu dengan sehalus mungkin. hingga seringkali sampai tahap gerak bibir.
Kenapa?
aku lama sekali baru mengerti, mengapa kata-kata ustadzah itu bisa menancap dalam di hati anak2 kecil pemberang yang tukang onar, hingga kami patuh seperti monyet yang telah kenyang dilatih. Dan bahkan kepatuhan itu seolah berlaku seumur hidup.
Jawabannya baru kutemukan 10 tahun kemudian, di salah satu kajian.
"Sebab, nasihat yang baik akan masuk jika diucapkan oleh orang yang hatinya bersih"
Sederhana, tapi begitu mendalam.
Mungkin, memang ini jawabannya.
***
Nostalgia, sering membuat kita menemukan kepingan hikmah
lain yang berserakan di awal.
Ya...
Seringkali kita bertanya-tanya: mengapa segala nasihat kita tidak masuk ke hati orang-orang yang kita nasihati?
sehingga orang-orang itu tampak begitu bebal, keras kepala, dan seolah hatinya tertutup dengan kemaksiatan.
Padahal, mungkin sebenarnya masalahnya bukanlah pada objek, tapi subjek yang menyampaikan:
Diri kita sendiri.
Mungkin,
karena nasihat itu masih lip service
karena nasihat itu hanya kata-kata kosong yang tidak dilaksanakan oleh si pemberi nasihat
karena hati kita masih tertutup dengan kebusukan2, hingga Allah menutup hati orang-orang dari nasihat itu
karena nasihat itu tidak bening dan bersih, maka jiwa yang bening tidak mampu menerimanya
maka begitu banyak "karena", yang menghalangi nasihat-nasihat kebaikan itu merasuk ke hati orang-orang di sekitar.
Solusinya???
Introspeksi diri selalu...
Setiap saat...
Berdoa, agar kebaikan itu tidak hanya menjadi bagian dari diri
kita sendiri, tapi juga meliputi orang-orang disekeliling kita...
Sebab, bukankah syurga terlalu luas untuk didiami sendiri?
Sedang neraka terlalu sempit untuk didiami beramai-ramai.
*gambar dari: http://mualafmenggugat.files.wordpress.com/2009/01/sky-flower.jpg
Gunung Kelud Meletus
-
Gunung Kelud meletus. Baru saja negeri ini dikejutkan dengan meletusnya
gunung sinabung dan banjir di Jakarta, kini Indonesia kembali berduka.
Gunung Kelud...
10 years ago
0 comments:
Post a Comment