Seandainya saya diberi kesempatan untuk hidup sekali lagi, saya tidak akan memilih jadi dokter.
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang sejak aku mengikuti Training Resource Development (TRD) CIMSA Unsyiah. Kata-kata itu bukan aku yang mengatakan,melainkan dokter Syafrizal yang memberi materi tentang "Be An Extraordinary Medical Student"
Aku tidak menyadari kalau aku sedang berjalan untuk menjadi dokter. Mungkin itu masalahku.
Aku waktu SMA dulu hanya berpikir ttng dunia sewaktu usiaku 30: berada di Palestina atau afghanistan, melempar batu dan mengelak dari rudal israel. tanpa pernah berpikir bagaimana aku sampai kesana?
Lalu bagaimana aku bisa di kedokteran.
Jawabannya: Takdir.
Sederhana, tapi memuaskan. apapun alasannya, itu adalah takdir. Dulu, aku menerima takdir ini dengan rasa kecewa. Aku berharap menjalani hidupku di tempat lain. Filsafat mungkin. Atau perbandingan agama. Atau debat sastra di sastra Indonesia. Interest itu banyak, sayangnya kedokteran bukan salah satunya.
Alasan yang logis dan sederhana, bahwa itu takdir, membuatku berhenti protes.
Lalu, aku berpikir:
apakah artinya menyelamatkan nyawa manusia?
apakah aku bisa menjalani hidupku dengan tetap memegang nilai2 yang kuyakini sepanjang hidupku dengan profesiku nanti?
Sebagai seorang penulis amatir, aku sering berkhayal saat menjadi dokter kelak. Seperti kengerian saat melihat pasien yang kutangani meninggal. Mula-mula sedih, merenung, menyesal... lalu saat pasien kedua,ketiga,...hingga ke 100 meninggal. Bagaimana aku akan memandangnya?
Apa lalu aku akan memandang mereka dengan hampa, seperti seonggok benda mati?
Kematian yang terlalu sering disaksikan, hingga jadi biasa dan tak berkesan, tidak ada lagi muhasabah yang mengiringinya. Yang ada hanya rutinitas, "Yah, mati. berarti harus siap2 dimarahin keluarganya nih."
Begitukah???
Entahlah
Mungkin, berpikir serumit ini adalah keahlianku.
Padahal sebenarnya tidak perlu dibebani dengan beban tambahan seperti ini, bebanku sudah banyak.
Beban: anatomi,proposal,ujian traumatologi,dsb,dst,etc
*Sigh
Bersyukur banyak-banyak
Hidup bermanfaat bagi orang lain
Hidup mulia mati syahid
Allah selalu di hati
Itu saja...
Bismillah... menata langkah baru
Gunung Kelud Meletus
-
Gunung Kelud meletus. Baru saja negeri ini dikejutkan dengan meletusnya
gunung sinabung dan banjir di Jakarta, kini Indonesia kembali berduka.
Gunung Kelud...
10 years ago
0 comments:
Post a Comment