Allah...
bahkan dengan bahasa cintaku yang paling sederhana
ingin kuterjemahkan segumpal rindu ini padamu
gumam tanya, gaung sonor di ruang surau
dengan bentuk sesederhana apa cinta ini harus kusuarakan?
Bahkan hampa, gelisah saat memandang
sederet manusia, bertahta di warung kopi hingga petang membayang dan adzan memenuhi negeri dengan suara lelah,akan panggilan yang diabaikan
lalu dengan bahasa cinta apa akan kuisyaratkan rindu untuk serambi mekah?
ia mulai karam
saat aku memandang pintu mesjid, surau, mushalla,langgar
aku terkesiap,sebab daun pintu, jendela, bahkan mimbar mulai berdebu
maka dengan bahasa cinta mana lagi akan kunyatakan?
atau bahasa cintaMu, bersama tasbih ombak yang menggunung
lebih menyentuh hati para pecinta
dan aku, tidak lagi punya puisi cinta untuk disentakkan
hanya doa dan satu pinta
suatu hari kelak, hanya ayat-ayatMu yang menggema,
yang mampu mengalahkan kepulan asap rokok dan tawa yang menggema Maghrib...
0 comments:
Post a Comment