Bitter Sweat of Ramadhan-part I

Mungkinkah mempercayai angin?
Mungkinkah meminta mendung singgah?
Mungkinkah menyapa dedaunan tanpa embun di pagi?
Mungkinkah mengucap maaf tanpa ujung?
***
Teman, aku belajar tahun ini pada Ramadhan yg baru mulai ini
Belajar terlalu banyak. Pada orang-orang di sekitar, pada langit, pada dedaunan, dan pada kecup rimbun embun.
Aku belajar untuk memaafkan dan melupakan masa lalu dengan sempurna.

Pada hari ketiga Ramadhan ini, saya tertonjok dengan kata-kata halus, saat sebuah buku yang entah terbuka di depan saya. buku hijau. Ah,bukan kitab hadits kawan! Juga bukan Al-Qur'an. hikmah yang tercecer ini aku temukan dalam sebuah novel,

"Jika engkau telah memaafkan, maka lupakan kekesalanmu padanya. Jika engkau masih saja mengingat kekesalanmu, berarti engkau belum benar-benar memaafkannya."

Kata-kata yang sederhana, diksi yang tidak istimewa, tapi terasa menghujam saat itu.

Aku teringat langsung pada beberapa teman berjenis kelamin lelaki, pria, atau cowok.

Yang pertama, cowok MENYEBALKAN yang kutemui saat SMA. Sok tahu, sombong, dan tidak pernah mau bekerja sama dalam tim.
(Lihat, aku masih memakai kata MENYEBALKAN. artinya aku masih kesal dengannya kan?)

Lalu cowok MENYEBALKAN kedua, saat kuliah di sebuah organisasi kampus. Sangat amat diktator, semua pendapatnya harus dijawab dengan "YA", dan amat sangat tidak perperikemanusiaan dalam memberikan tugas2, sampai aku berpikir menagih gaji, cuti, dan tunjangan-tunjangan padanya. Benar-benar cowok nyebelin sekali, teman. Benar! Bukan nyebelin seperti dalam kisah sinetron, yang nyebelin jadi keren. Lalu jatuh cintrong tak jelas. Tapi ini asli nyebelin! Aku dan dia berantem tiap kali sudah bertemu dalam rapat, sampai-sampai kami membuat MoU bersama seperti pemerintah RI dan GAM. Isinya aku sudah lupa, yang jelas kami harus meninggikan TOLERANSI dan menurunkan EGO.
(Meski hasilnya jadi menaikkan EGO dan menurunkan TOLERANSI). Aku bertekad kabur dari organisasi itu setelah kami mangkat. Tapi tak dinyana, takdir memang tak teraba, aku dan dia kembali satu tim sbg SC. Nasib... nasib... Yah, setidaknya lumayan ada yang bs meninggikan stress dan menaikkan tekanan darah yang biasanya rendah.

Terakhir, di bulan Ramadhan kali ini Allah kembali mengujiku dengan cowok nyebelin ketiga yang 200 kali lipat lebih nyebelin dari yang pertama dan kedua. Amat sangat diktator tak jelas, sangat seram, sangat menekan, sangat tidak mau tahu, sangat membebani, sangat detil, tidak mau dikritik, tidak sensitif, sangat keji, sangat suka makan orang (nah, ini maksdnya deskripsi Sumanto).. Intinya yah seperti itu. AMAT SANGAT MENYEBALKAN!!!

Aaaargh....! Kesabaranku selalu teruji saat berhadapan dengannya. Aku harus memukul-mukul dada saking mendidihnya tiap kali berjumpa dengannya. Bahkan banyak sisi-sisi non-organisasi yang kusebelin darinya. Tapi biarlah itu jadi urusan dia sendiri saja, yang jelas sisi2 organisasi ini yang membuatku ingin melemparkan sendal, kursi, meja, bangku, komputer, motor, dan mobil ke arahnya (alahai, mahal sekali ongkos membantai satu orang).

Ketika aku bercerita pada temanku, maka dia berkata sambil tertawa-tawa,

"Yah, mungkin memang sudah nasibmu de, di"jiodoh"kan dengan orang-orang menyebalkan itu. Allah mendewasakan kamu melalui cara itu. Benar, sesederhana itu mungkin hikmahnya."

Aku tercenung kedua kalinya saat mendengar statement itu.
Yah, satu pelajaran berharga.

Di usiaku yang sudah 20 tahun ini, rupanya aku masih sangat kekanak2an. masih sering ngambek, sering marah-marah tidak jelas, sering terlalu sensitif (seorang teman malah menyarankanku untuk bergaul dengan badak2 agar aku lebih "tebal"), terlalu lebay menanggapi cobaan, dan sulit memaafkan. Karena buktinya, meski aku sudah sering minta maaf pada cowok nyebelin satu, dua,tiga, aku masih aja ingat dendam2 lama kan? Masih melabeli mereka dengan kata MENYEBALKAN...

Berarti aku belum bisa memaafkan.

Benar, kesimpulannya sesederhana itu.
Aku masih harus banyak belajar tentang kedewasaan.

Besok, aku mungkin akan bertemu dengan yang menyebalkan nomor 3, dan itu akan menjadi madrasah pelatihan untuk pendewasaanku.

Semoga bisa....

Btw, yang bertanya-tanya, mengapa semua yang nyebelin ini adalah cowok, mungkin harus tahu satu hal.
Semua cewek adalah temanku. Semenyebalkan apapun ketika awal aku mengenalnya. Karena rata-rata temanku adalah orang yang sebelum kukenal menyebalkan, dan setelah aku mengenalnya dengan baik rupanya dia memiliki hati bidadari. Artinya, tidak ada cewek yang menyebalkan.

Sekian... Bersambung part II

*Trims, gank cowok-cowok menyebalkan. Kalian adalah trainer yang Allah kirimkan untukku.

0 comments: