Pangeran dan Kuda

Berhubung malam ini saya merasa sedih sekali, maka saya akan menulis ini saja.


Suatu hari, di suatu waktu, di suatu tempat, di suatu masa.
hiduplah seorang pangeran yang tampan
Kenapa tampan?
Sebab wajahnya bersih. Tak ada jerawat, tak ada ketombe, tak ada bisul, apalagi komedo.
Dia begitu tenang dan suka kumur-kumur sebelum makan.
Lalu suatu hari, pangeran ini pergi mengendarai sepeda.
Eits, mengapa sepeda?
Sebab rupanya ia telah ikut program Anti GlobAL Warming, maka ia menolak naik BMW seperti biasa. Untuk naik kuda, ia takut kudanya akan buang kotoran dimana-mana dan mencemari sumber air bersih.
Maka berangkatlah si pangeran.
Hari itu dia mau ke mesjid. Untuk melaksanakan akad nikah dengan putri yang telah dipilihnya.
Kenapa putri? Sebab dia kan pangeran. Tidak mungkin menikah dengan Mpok Inem misalnya, itu kata orang-orang di sekelilingnya.
Sesampainya di mesjid, pangeran menaruh sepedanya dan segera masuk. Merapikan baju kokonya dan tersenyum dengan gagah seperti biasanya. Senyum gagah berarti rahang-rahangnya tertarik 90 derajat dan alisnya meliuk2 seperti ulat daun. Mata pangeran pun bersinar "Cling!"
Maka masuklah ia ke mesjid.
Disana, dekat altar. Lho? Kok di mesjid altar sih? Maaf, maaf... Rupanya tertukar dengan skrip Angel and Demon punya entah-siapa -itu. Dekat mimbar, putri cantiknya sudah menunggu.

Putri cantik itu tersenyum padanya, indah sekali.
"Assalamu'alaikum..." Sapa si pangeran. Baru pertama kali ia melihat wajah putri cantiknya itu. Biasanya kan mereka cuma chatting saja. Maklum , surat-suratan sambil kirim foto sudah tidak ngetren lagi.
"Wa'alaikum salam..."

Pangeran tidak berani menatap si putri, pandangannya mulai menunduk lagi.
"Kita menikahkan hari ini?"
tidak ada jawaban, si pangeran mengangkat muka.
Celaka, si putri menggeleng!!!!

Kenapa oh kenapa?
Rupa-rupanya...

RUPA-RUPANYA...




Penulis cerita ini kehabisan ide.
SEKIAN dan TERIMA KASIH

0 comments: