Akhir-akhir ini saya kehilangan orientasi. Fokus saya menipis, begitu saja. Dan saya tersadarkan bahwa saya masih manusia biasa sahaja. Akhirnya saya sampai juga pada titik titik yang selalu saya sadari, namun saya hindari. Titik dimana saya sadar saya bukan superwoman seperti yang saya sangka selama ini. Sosok yang bisa selalu optimis, kuat, tidak pernah lelah, menjadi pemimpin, tenang,menyelesaikan semua masalah, dan selalu memiliki motivasi. Saya gagal menjadi manusia luar biasa yang selalu saya impikan.
Karenanya setelah sekian lama, saya memutuskan untuk duduk saja sambil menyeruput segelas teh lemon, membiarkanketerbiasaan mengendap.
Saya masih punya agenda rapat mingguan.
Agenda rapat 2 mingguan.
Rapat yang saya koordinir sendiri.
Saya masih pnya sekretariat organisasi yang bisa saya kunjungi: FLP dan mushalla Asy-Syifaa'
Saya punya jadwal kerja mingguan
Saya punya meeting-meeting tertentu
Saya punya tugas yang harus diselesaikan
Dan jadwal bimbingan proposal skripsi
Serta kerjaan rumah selaku seorang anak
Saya merasa telah kuat. Saya bebas stress. Saya sanggup menyelesaikan 10 agenda yang berbeda dalam sehari. Semuanya mudah, saya bersyukur berkali-kali dan tetap berlari.
Hingga saya sadar.
Hanya satu sentilan kecil dan saya sadar.
Siapa saya?
Maka saya mulai mundur dan duduk di pojok kecil, merenung.
Berapa banyak SMS sapaan dari sahabat yang kerap tidak saya balas?
Berapa banyak sahabat di MP atau FB yang tidak saya sapa lagi?
Berapa kali saya mengingkari janji atau membatalkan janji sillaturrahim?
Berapa kali saya meminjam dan luput mengembalikan?
Kapan terakhir kali saya benar-benar duduk dan merenungi kelemahan saya?
Mendadak saya tersadarkan dari keluarbiasaan yang saya pikir telah saya miliki
Dari kesombongan yang tanpa sadar telah saya biakkan dalam hati
Dari ketinggian yang telah menjadikan saya lebih rendah
Saya sadar...
Bahwa saya masih manusia biasa
Astaghfirullah...
Saya masih hamba Allah...
Saya membiarkan pikiran tentang KELUARBIASAAN menjadikan saya lengah.
Hingga saya telah kehilangan begitu banyak hal
Mungkin saya telah meninggalkan kalian begitu jauh, karena saya mundur ke belakang ratusan langkah....
Saya meninggalkan kalian dengan hal-hal yang saya jadikan kecil. Padahal hal-hal besar yang saya kira tengah saya kerjakan telah menjadikan saya KERDIL.
Saya meninggalkan kalian dengan rasa ANGKUH yang saya miliki.
Maaf...
*setelah pikiran bertanya dan menggedor-gedor kembali "SIAPA SAYA???"
0 comments:
Post a Comment