Dulu, di suatu waktu di masa lalu, aku pernah berpikir.
Juga bercita-cita. Juga bertanya.
Pertanyaan khas Karl Marx dan kawan-kawan, "Mengapa di dunia ini ada orang kaya dan orang miskin? mengapa orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin?"
Semua terus saja kutanyakan, berulang-ulang. Dalam akalku yang dangkal, tiap orang mestinya punya takdir yang berdekatan. Terutama dalam masalah ekonomi. Ketidakadilan banyak menimpa orang yang tidak punya cukup uang. Sedang orang yang hidup dalam kelimpahan harta biasanya lebih terlindung.
Aku benci melihat deretan pengungsi Ethiopia, barisan buruh yang hanya dibayar 2ribu per hari dengan sistem kerja yang sangat berat, dan anak-anak busung lapar yang menyendok sisa-sisa sagu yang dicairkan. Bagiku dunia seharusnya tidak seperti itu.
Pertanyaan dan semua cita-citaku ini menuntunku lebih jauh pada satu titik: paham sosialis komunis.
Jika kuingat kembali masa itu, aku yang hanya seorang kutu buku pernah punya obsesi tinggi untuk merubah dunia. Obsesi yang hampir menjauhkanku dari akhirat dan menjadikanku murid Che Guavera: "Kiri itu Seksi!"
Well... setidaknya aku selamat.
Mau tahu ceritanya? Hmm... mungkin lain kali.
0 comments:
Post a Comment